Tuesday, February 17, 2009

16 Februari (Terima Kasih....)


00:14 : ”Banguuunnn...”MET ULTAH BU”...Cepat Sholat!!! Mohon pd yg Maha Kaya, Maha Pemberi, Maha Penyayang, ap2 yang di mao. Insyaallah dksi b.Amiiinnn...;-)
(Sms seorang sahabat di Pinoh, Osmunda Ryni)
05:49 : ”Selamat Ulang Tahun Mbak, semoga panjang umur, murah rezky, bertemu jodoh dan cepat menikah.” (Telp dari ibunda dari Sintang)
06:08 : ”Selamat Ulang Tahun yaa..Ti.., semoga panjang umur, murah rezky, bertemu jodoh yang baik dan segera menikah, yang tabah dan ikhlas hadapi masalah, tawakal pada Allah, banyak-banyak berdzikir.” (Telp dari ayahanda dari Sintang)
06:10 : ”Selamat Ulang Tahun Mbak.!”
(Adinda Catur, sambil ngucek2 mata baru bangun dari tidur)
06:30 : ”Met Ultah my friend, Semoga Dwi dianugrahi umur panjang, sehat slalu, murah rezeki & cepat ktemu soulmatenya...Amin.From Ambo & Esther.”
(Sms sobat Ambo dan istri dan ucapan yang sama ketika di kantor pukul 10:50)
07:45 : ”Selamat ulang tahun, semoga panjang umur, murah rezky, sehat segera bertemu jodoh yang baik”. (Telp dari Pemred HBT)
09:23 : ”Happy birthday sist..wish u have all the best things in the world..don’t forget 2 treat us,okay..he3x..” (Sms dari sepupu, Niar/Alung)
10.00 : ”Selamat Ulang Tahun Yaaa...“ (Mbak lisa di kantor)
10.01 : ”Selamat Ulang Tahun Yaa, semoga semuanya segera cepat-cepat-cepat, heheheee.“ (Mbak Yuni di kantor)
10.02 : ”Selamat Ulang Tahun yaa...semoga panjang umur, murah rezky, sehat, cepat menikah.“ (Telp dari sahabat di Kota Batu, Mas Ponco)
11.00 : ”Selamat Ulang Tahun mbak Dwi“ (Eka di Kantor)
12.04 : ”Happy birthday to you...Semoga Cepat besar..., udah tiup lilin lum?”
(Pak Suwito dari Phnom Penh, Kamboja)
12.31 : ”Selamat hari jadi ya mb dwi. Barakallah” ( Cuna, sobat baru di blog)
03.30 : “Mbak Dwi, Happy birthday! Still Fit and Energetic, semoga terus berdikari dengan Sukses!” (Mbak Yanti di Bonn, Jerman).
13. 00 : ” Happy Birthday Dwi...!” (Dorina dan Mathias datang tapi harus menungguku beberapa menit, terlanjur udah wudhu sebelum menyerahkan kado2 istimewa)
13.20 : ”Selamat Ulang Tahun mbak” (seorang sahabat, dengan bersungguh2 dia mengenggam erat tanganku, memberikan hadiah dengan otak encernya di blog ku, Mering)
13.30 : ”Happy Birthday tante Dwi...!” (Justin n Anson dengan ciuman dan pelukan tangan2 mungilnya, dan menghadiahiku sekantong coklat)
13.35 : ”Happy Birthday Dwi.., semoga sukses selalu” (Mbak Anna)
13.42 : ”Selamat Ulang Tahun, semoga senantiasa selamat, cepat menikah! Hehheee....” (Pak Sarbani, konseptor di kantor)
13.43 : ”Selamat Ulang Tahun mbak Dwi” (Hesty yang cantik, Lina yang maniez serta mbak emi yang baik datang dengan kado besar)

13.45 : Meja bundar ini penuh, ada tart ultah dengan lilin menyala, ada coctail, buah2an, aneka minuman, semua teman kantorku maupun kru dari Borneo Tribune mengelilingi meja bundar itu, Mbak Anna serta Dorina menjadi juru foto, jepret sana jepret sini, lagu ultah dalam berbagai versi bahasa berkumandang dalam kantor kami yang mungil, kulihat satu persatu orang-orang baik ini dengan senyum yang mengembang, aku begitu yakin akan hidupku ke depan, ”make a wish!” seseorang nyeletuk saat aku akan meniup lilin yang menyala, yup beberapa detik mataku terpejam tu memanjatkan permohonan, hanya aku yang tau doaku ini ....

Rasa syukur yang tak putus-putus atas semua karunia Mu ya Allah, saat ortu, saudara, sobat-sobat memberi ucapan yang bertabur doa di tanggal aku dilahirkan, Subhaallah betapa indah jika kasih, cinta dan perhatian selalu ada buat kita.

Seorang sahabat bilang bahwa perjalanan hidupku ini sudah memasuki separuh usia rata-rata umat nabi Muhammad. Kalaupun jatah hidupku benar adanya mencapai keseparuh berikutnya, maka betapa singkat waktu yang kumiliki dalam perjalananku ini.

Menoleh ke belakang, bahwa bahagia, sedih, kecewa dan semua rasa yang pernah hadir selama ini dalam hidupku adalah tanda kasih Allah menjadikanku mahluk yang berakal dan berpikir yang sekaligus membekaliku tips2 jitu menghadapi hidup, maka yang pantas ku lakukan adalah tentu saja bersyukur.... bersyukur....dan bersyukur.

Dan ketika menatap ke depan, menapati hari berikutnya, berharap diri menjadi berkualitas dalam segala hal yang baik, berharap semua harapan teraih gemilang....berharap tuhan memeluk mimpi2ku...

16 Feb tahun ini berlalu sudah, tapi ucapan terus mengalir, aku bahagia..., tapi aku tahu bahwa diri ini masihlah harus melanjutkan perjuangan, masihlah harus belajar, belajar dan belajar....(segala hal..)

Terima kasih Tuhanku tercinta, orangtuaku dan saudara2ku terkasih, sahabat2ku tersayang, teman2ku dan semua orang yang mengenalku, yang meluangkan waktu memperhatikankan dan mendoakanku....Terima kasih....Semoga kelahiranku membawa kebaikan buat kalian semua....

Tuesday, February 3, 2009

Pelajaran Yang Baru Dimulai

Menjelang pagi, sesaat setelah beranjak dari tempat tidur, yang pertama kuingat adalah gelas plastik bekas minuman mineral yang di dalamnya terdapat bibit tanaman, dimana gerangan tanaman yang baru kukenal bernama sarang semut itu kuletakkan. Oh, rupakan ada yang memindahkannya ke dalam tong sampah, dengan tergopoh-gopoh ibuku yang penuh kasih itu memperlihatkan gelas platik yang kumaksud,
”ini kah yang mbak maksud?” bibit tanaman itu masih ada, syukurlah rupanya sempat disangka sampah oleh ibuku, ”iya” jawabku selembut mungkin pada bunda yang telah melahirkanku itu.
Tanaman herbal bernama Sarang semut atau bahasa latinnya Myrmecodi Pendans itu, untuk pertama kali ku lihat di kebun yang terletak di belakang rumah kediaman Pak Florus, beliau adalah guru tempat kami bertanya, tentu saja bibit yang kumasukan dalam gelas plastik itu adalah pemberiannya, kebun itu tidak terlalu luas tapi terdapat aneka tanamanan di dalamnya, dari mulai cabe sampai dengan pohon hutan seperti buah pekawai sejenis durian, dan yang paling menarik adalah gazebo kecil dengan kolam ikan di bawahnya.
Gazebo itu biasa kami pergunakan untuk bertemu dan berbincang dalam rangka mengembangkan lembaga yang kami mimpikan menjadi besar dan berguna buat semua orang, ada sensasi unik saat asik berdiskusi tiba-tiba ikan di kolam berenang liar dan sesekali melompat ke permukaan kolam, suaranya indah, simponi alam…
Suatu hari pak Florus menyuguhkan minuman yang berasal dari rebusan akar tanaman bernama sarang semut, yang menurutnya berkhasiat untuk menghindari dan mengobati banyak penyakit termasuk efek lain berupa kesegaran tubuh, tidak ada yang istimewa dari rasanya, sedikit kelat tapi benar-benar terasa segar sesaat setelah meneguknya, tanaman yang dipergunakan sebagai sarang semut ini di dalamnya terdiri dari labium yang digunakan semut sebagai liang untuk melakukan aktivitasnya, dan aku tertarik untuk menanamnya dirumahku.
Maka dipagi ini, sembari berbincang dengan ibuku yang tengah mempersiapkan sarapan kumasukkan kayu-kayu hancur sebagai media tempat bibit sarang semut tadi, Pak florus berpesan bahwa medianya memang potongan kayu kecil, dan pertumbuhannya cukup lama, paling tidak butuh waktu lima tahun untuk bisa mengambil manfaatnya.
Dari beberapa referensi diketahui bahwa secara empiris sarang semut dapat menyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, tbc, migrant, rematik dan leukemia dan menurut penelitian ahli Bioteknologi LIPI, Zat Utama yang dimiliki sarang semut adalah lavonoid, tannim dan olifenol.
Memasukkan potongan kayu sembari menanam bibit sarang semut ke dalam wadah yang ku buat dari gelas plastik sisa dari ulang tahun adekku catur dua tahun lalu membawa pikiranku ke beberapa tahun yang lalu, saat smp/sma aku hobby menanam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong atau ubi rambat di tanah kosong yang terletak di sebelah rumah kami.
Sekalipun tanpa kemampuan teori bertani, pada saat memulai menanam aku tak tanggung-tanggung menggolah tanah dengan mencanggul terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan menanami umbi-umbian. Dalam baru 1 atau 2 bulan aku sudah sangat ingin panen, tak jarang aku menggali jika ada umbi yang terkadang nonggol sedikit kepermukaan tanah, padahal umbi itu masih sangat kecil belum saatnya dipanen, dan kisah ini begitu lekat di benak ibuku yang sering diungkapkannya untuk berkisah tentang ketidak-sabaranku memperoleh hasil dari kerja kerasku di kebun kecil itu. Padahal saat panen tiba tentunya sangat menyenangkan karena semuanya memang sudah waktunya, ini pastilah soal kesabaran untuk menunggu.
Maka saatku rapikan bibit sarang semut ini, mungkin ada baiknya kujadikan langkah awal yang baik untukku belajar tentang kesabaran, bersabar untuk memeliharanya dan menunggunya besar dengan sempurna agar hasilnya dapat ku ambil secara sempurna pula, sekalipun harus menunggu lima tahun, dan ini pastilah soal kesabaran untuk menunggu. Aku tersenyum, betapa luas jagat raya ini, betapa berhamparan pelajaran tentang kebaikan yang bisa diambil. Dan pagi ini telah mengajariku bahwa kesabaran dalam hal apapun senantiasa dibutuhkan bahkan tuhanpun beserta orang-orang yang sabar.

About This Blog

About This Blog

  © Blogger template 'Contemplation' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP